Rabu, 15 Januari 2014

Silver and Bronze, Priceless or Worthless ?

Gold medal is priceless. Medali emas itu tak ternilai harganya dan semua pasti setuju. Tak ada hitung-hitungan pasti berapa biaya yang harus dikeluarkan sebuah negara untuk mendorong atletnya meraih medali emas di sebuah ajang multi event. Sebuah biaya yang lebih tinggi dari suatu negara, tidak menjamin bahwa ia akan meraih medali emas lebih banyak dibandingkan negara lain yang mengeluarkan biaya lebih sedikit.
Semua sepakat bahwa medali emas di sebuah multi event itu tak ternilai harganya, baik itu Olimpiade, Asian Games, hingga ajang SEA Games sekalipun. Mulai dari negara besar seperti Amerika Serikat dan Cina di Olimpiade, Cina, Korea Selatan, dan Jepang di Asian Games, hingga Thailand dan Indonesia di SEA Games, semua sepakat medali emas memang tak ternilai dan menjadi sebuah tujuan mutlak dalam setiap keikutsertaan mereka di ajang itu.
Namun bagaimana dengan medali perak dan perunggu? Apakah perak dan perunggu tetap tak ternilai harganya? Atau malah justru menjadi tak berharga sama sekali?
Olimpiade menggunakan simbol citius, altius, fortius yang berarti tercepat, tertinggi, dan terkuat. Semua mengincar nomor satu, dan berarti nomor dua apalagi peringkat di bawahnya seolah menjadi bukan apa-apa. Hal itulah yang kemudian seolah terus diimplementasikan dalam tabel penyusunan klasemen negara peserta baik itu untuk Olimpiade, Asian Games, dan SEA Games.
Image
Bagi negara seperti Indonesia, Thailand, dan mayoritas negara di dunia, mungkin medali perak atau perunggu di Olimpiade sangatlah berarti besar. Sekali medali itu didapat, maka puja-puji akan mengalir kepada atlet dan peraihnya. Namun bagaimana dengan negara raksasa di Olimpiade seperti Amerika Serikat dan Cina? Mungkin mereka akan bersikap biasa saja jika mendapatkan perak dan perunggu karena buruan utama mereka di Olimpiade jelas, sebuah medali emas.
Sikap Amerika Serikat dan Cina yang ada dalam asumsi saya itu mungkin akan sama halnya dengan sikap Indonesia dan Thailand jika turun di ajang SEA Games. Bagi Indonesia dan Thailand, buruan utama di SEA Games amatlah jelas, medali emas, bukan perak dan perunggu. Karena itulah yang sering mengapung di berbagai media adalah berapa target emas yang berani dijanjikan sebuah cabang olahraga, bukan target perak ataupun perunggu.
Dan sikap Indonesia serta Thailand di Olimpiade mungkin sama halnya dengan sikap Brunei Darussalam dan Timor Leste di ajang SEA Games. Bagi mereka, perak maupun perunggu sangatlah berharga di tengah dahaga prestasi mereka untuk meraih medali di pesta olahraga Asia Tenggara ini.
Image
Kembali ke soal klasemen, 99 perak  tanpa emas yang dimiliki sebuah negara, tidak akan bisa membuat mereka melampaui torehan satu emas yang dimiliki negara lainnya meskipun emas itu satu-satunya medali yang didapat negara tersebut. Hal ini pula yang kemudian menjadikan perak dan perunggu seolah tak berarti banyak dalam sebuah ajang multi event, khususnya bagi negara-negara yang memang secara tradisi sudah fokus mengincar emas di ajang multi event tersebut.
Sebenarnya ide yang sempat dicetuskan oleh sejumlah orang beberapa tahun lalu terkait penggunaan poin untuk tiap medali menarik untuk coba diaplikasikan dalam ajang multi event. Misalnya, emas dinilai 3 poin, perak 2 poin, dan perunggu 1 poin. Jadi jika negara A mengumpulkan 3 emas 5 perak dan 4 perunggu, maka ia akan mendapatkan 23 poin. Sedangkan di saat bersamaan negara B meraih 2 emas 10 perak dan 5 perunggu maka ia meraih 31 poin.
Jika menggunakan sistem penyusunan klasemen  yang berorientasi emas, jelas negara A akan ada di atas negara B. Namun jika menggunakan sistem poin, maka negara B ada di atas negara A dan para peraih perak dan perunggu dari negara tersebut bisa lebih tersenyum karena kontribusi mereka bagi negara akan lebih terasa. Sayangnya, cetusan ide ini sepertinya tidak berlanjut dan penyusunan klasemen tiap negara peserta ajang multi event masihlah gold first alias berdasarkan medali emas terlebih dulu. Dan kini tinggal bagaimana tiap orang menyikapi hal ini dengan persepsi masing-masing, silver and bronze, priceless or worthless ?
-Putra Permata Tegar Idaman-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar