Rabu, 15 Januari 2014

Mengintip Peluang di 2014 (Bagian I)

Seri kompetisi Badminton World Federation (BWF) akan segera dimulai. Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) pun sudah mengumandangkan target-target yang akan mereka bidik tahun ini. Target tersebut dirasa realistis dan menantang untuk dicapai. Berikut mari dibahas satu per satu target yang ada dan dibumbui prediksi biar lebih seru, dimulai dari target-target besar:
Piala Thomas
Sejak meraih Piala Thomas tahun 2002 dan gagal dalam upaya mempertahankan gelar di Jakarta pada tahun 2004, total sudah ada lima gelaran Piala Thomas yang dilewati Indonesia tanpa hasil juara. Tahun ini, PBSI memasang target juara pada Tim yang akan berangkat nanti.
Dari segi kekuatan, sejatinya kekuatan utama Indonesia saat ini ada di pundak Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan karena nomor ganda campuran tak dipertandingkan, maka otomatis untuk Piala Thomas Indonesia bakal bertumpu pada Ahsan/Hendra yang akan tampil sebagai ganda pertama.
Dengan status sebagai ganda pertama, Ahsan/Hendra mutlak tak boleh kehilangan poin di tiap pertandingan yang dijalani Indonesia nantinya. Mereka harus bisa diberi label penyumbang poin tetap bagi Indonesia.
Lantaran Piala Thomas menggunakan format pertandingan the best of five, nomor andalan Indonesia berikutnya adalah ganda kedua. Disini nama yang mungkin bakal mengisi adalah Angga Pratama/Rian Agung atau bisa saja Berry Anggriawan/Ricky Karanda dan Wahyu Nayaka/Ade Yusuf. Ganda kedua yang akan turun nantinya pun harus bisa unggul atas ganda kedua dari negara-negara pesaing yang ada dan bisa menanggung beban sebagai penentu, apalagi dengan format normal, ganda kedua akan tampil di partai keempat.
Beralih ke tunggal, Tommy Sugiarto sepertinya tak terhentikan untuk jadi tunggal pertama pada gelaran Mei nanti. Sebelumnya, Rexy Mainaky menyebut Tommy dan Dionysius Hayom Rumbaka akan menjadi tulang punggung nomor tunggal. Slot tunggal ketiga akan diisi oleh salah satu dari Sony Dwi Kuncoro atau Simon Santoso sedangkan slot tunggal keempat atau cadangan bakal diisi oleh pemain muda. Namun komposisi itu bisa saja berubah menjadi keempat pemain di atas tanpa pemain muda jika masing-masing pemain di atas menunjukkan prestasi yang stabil di sisa waktu yang ada.
Image
Komposisi pemain senior seperti Simon atau Sony sebagai tunggal penentu sendiri memang lebih menguntungkan bagi Indonesia karena dari segi beban mental yang diterima sebagai penentu kemenangan atau kekalahan, jam terbang yang mereka miliki seharusnya sudah mampu untuk menopang mereka berdiri tegak di lapangan tanpa kekhawatiran sebelum bertanding yang berlebihan.
Dilihat dari nama-nama pesaing, nama negara yang sudah familiar dengan dunia bulu tangkis seperti Cina, Korea, Denmark, dan juga Jepang serta Malaysia akan kembali menjadi pesaing Indonesia dalam perebutan Piala yang diambil namanya dari Sir Alan George Thomas ini.
Cina, mereka kini ada di ambang rekor kemenangan enam kali beruntun dan memecahkan rekor sebelumnya atas nama Indonesia. Namun dari segi amunisi, Cina masih mengalami kekhawatiran di sektor ganda dimana mereka tidak setangguh dua tahun lalu.Cai Yun/Fu Haifeng saat ini sudah mengalami penurunan performa sedangkan Liu Xiaolong/Qiu Zihan belum seperti yang diharapkan. Di sisa waktu yang ada, mungkin Cina akan mencari dan meracik pasangan baru yang bisa jadi tumpuan kekuatan.
Image
Dengan kurang kokohnya kekuatan nomor ganda, Cina otomatis mutlak mengandalkan nomor tunggal. Yang menarik dilihat, apakah Lin Dan akan kembali masuk Tim Cina setelah hanya muncul di Kejuaraan Dunia lalu untuk kemudian menghilang lagi? Jika tanpa Lin Dan, otomatis Cina juga dalam kekhawatiran karena Du Pengyu dan Wang Zhengming tidak sesolid yang mereka harapkan. Jikapun Lin Dan main, menarik untuk dilihat kapan Lin Dan akan come back, apakah sebelum Thomas Cup atau saat penyelenggaraan turnamen itu berlangsung. Dan dengan kondisi demikian sendiri, Lin Dan hanya akan bisa tampil sebagai tunggal ketiga Cina karena kalah dari segi peringkat dibandingkan tunggal Cina lainnya.
Korea pun akan menjadi lawan berat bagi Indonesia selanjutnya. Ganda putra Korea memiliki peluang untuk mengimbangi ganda Indonesia, baik itu ganda pertama maupun kedua. Beruntung, dari segi tunggal putra, kans Indonesia untuk mengambil angka terbuka lebih lebar. Karena itu jika nantinya bertemu Korea, maka para tunggal putra Indonesia harus gantian mengambil peran sebagai penentu kemenangan.
Untuk Denmark, negara ini pun patut diwaspadai oleh Indonesia. Nama-nama seperti Jan O Jorgensen, Hans-Kristian Vittinghus dan Viktor Axelsen menjadi nama yang cukup berbahaya bagi para pemain Indonesia. Dari nomor ganda pun mereka memiliki kekuatan yang lumayan merata.
Jepang juga tak boleh diremehkan karena mereka masih berpeluang mencuri angka dari nomor tunggal maupun ganda. Sedangkan Malaysia sendiri, sebelum pertandingan mungkin boleh dibilang sudah unggul 0-1 jika Lee Chong Wei belum benar-benar ditemukan kelemahan mendasarnya oleh para pemain Indonesia.
Dengan gambaran demikian, maka gelaran Piala Thomas tahun ini akan berlangsung lebih seru dibandingkan tahun sebelumnya karena perbedaan kekuatan tiap negara semakin tipis. Cina akan gagal memecahkan rekor baru sebagai negara terbanyak yang mampu membukukan kemenangan beruntun dan Indonesia bisa kembali keluar sebagai juara sekaligus lepas dari torehan 13 gelar yang selama ini selalu dianggap angka sial.
Piala Uber
Menghadapi Piala Uber tahun ini, Indonesia sepertinya masih belum punya cukup kekuatan untuk menjadi kandidat serius perebut gelar juara. Karena itu wajarlah jika target yang dibebankan kepada tim putri nantinya adalah babak semifinal. Realistis dan masih mungkin dicapai.
Komposisi pemain tunggal Indonesia sendiri masih belum bisa diraba jelas karena peta kekuatan yang masih mungkin berubah dalam beberapa bulan ke depan. Para kandidat tunggal putri bisa saling bersaing dan unjuk gigi untuk membuktikan bahwa merekalah yang terbaik dan pantas masuk dalam skuat Tim Uber Indonesia nantinya.
Sementara itu untuk nomor ganda, Indonesia sepertinya baru bisa memastikan nama Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari sebagai anggotanya dan masih mencari kandidat ganda lainnya. Untuk menambah kekuatan nomor ganda, wacana untuk memasukkan nama Liliyana Natsir dalam tim Piala Uber menarik untuk diperhatikan. Liliyana sendiri pernah menyebut di tahun lalu bahwa dirinya siap saja jika memang dibutuhkan tenaganya untuk bermain di Piala Uber namun yang mesti digarisbawahi adalah dirinya sudah lama tidak bermain di level kompetitif pada nomor ganda putri dan usianya kini sudah semakin menua.
Sebelum putaran final berlangsung, tugas para pemain putri Indonesia sendiri adalah memperbaiki peringkat mereka setinggi mungkin agar nantinya bisa masuk dalam pot negara unggulan. Andai Indonesia terlempar dari status unggulan delapan besar, maka bersiap melihat tim putri Indonesia sudah harus berjibaku dan bersusah payah di level penyisihan grup. Andai mampu masuk dalam unggulan delapan besar, maka peluang untuk maju ke perempat final terbuka lebih lebar.
Image
Dengan masuk ke perempat final, maka Indonesia pun tinggal berharap bahwa drawing berpihak kepada mereka dan mempertemukan mereka dengan lawan-lawan di luar Cina yang sepertinya masih tak tersentuh oleh Indonesia untuk tahun ini. Meski negara seperti Korea, Jepang, dan Thailand juga memiliki kekuatan yang tak bisa diremehkan begitu saja, namun asa Indonesia untuk menapak babak semifinal akan terbentang lebih terang.
-Putra Permata Tegar Idaman-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar