Minggu, 03 April 2011

Hadi Tak Bisa Langsung Abrakadabra




Setelah lowong selama tiga bulan, posisi Kabid Binpres PBSI akhirnya resmi terisi. PBSI resmi menunjuk Hadi Nasri sebagai Kabid Binpres PBSI di sisa waktu dua tahun masa kepengurusan PBSI era Djoko Santoso. Di samping Ketua Umum, jelas sudah bahwa Kabid Binpres adalah posisi paling rawan disorot, baik oleh media maupun masyarakat.
Karena itu, setibanya Hadi duduk di kursi itu, pastilah tatapan tajam para pencinta bulu tangkis Indonesia menjadi pemandangan yang lumrah bagi Hadi. Dirinya harus bisa segera membangkitkan prestasi bulu tangkis Indonesia di tingkat dunia, itulah yang ada di benak para pengharap.
Ya, Hadi memang sudah berpengalaman. Track record nya bagus jika tidak mau disebut nyaris sempurna. Ia masuk dalam tim Bidang Pembinaan dan Prestasi baik itu sebagai koordinator pelatih maupun Wakabid Binpres  pada era 1989-2002, era dimana bulu tangkis Indonesia disebut sebagai yang terhebat di dunia. Karena itu, wajar jika harapan agar Indonesia bisa kembali jaya tersemat di pundaknya.
Namun satu hal yang pasti, Hadi bukanlah pesulap yang saat ini bisa langsung berucap abrakadabra dan  semua permasalahan bulu tangkis saat ini hilang tak berbekas dan berganti menjadi kejayaan yang disambut oleh tepuk tangan penonton.
Hadi memang diharapkan sebagai pesulap handal oleh PBSI, tetapi pesulap pun butuh materi dan trik untuk mempersiapkan pertunjukannya terlebih dulu. Tidak ada pesulap yang bisa langsung naik panggung dan memunculkan kelinci dari dalam topi jika ia tak mempersiapkan triknya terlebih dulu di belakang panggung.
Inilah yang akan coba dikerjakan oleh Hadi saat ini. Ia berjanji akan mulai bergerak dan bekerja. Mulai dari menganalisa situasi yang ada pada para pemain, pelatih, hingga pengurus, sampai akhirnya nanti mulai merumuskan program berjenjang.
Dalam mempersiapkan materi ‘sulap’ nya ini, jelas Hadi butuh masukan dan kritikan. Ia pun secara terbuka menegaskan hal tersebut. Namun yang pasti, saya harap jangan ada intervensi wewenang atau bahkan ‘kudeta’ dalam upaya Hadi mempersiapkan bahan sulapnya. Biarkan Hadi memiliki otorisasi penuh dimana didalamnya terdapat celah bagi setiap pencinta bulu tangkis Indonesia memiliki tempat untuk memberi masukan.
Selagi Hadi mempersiapkan bahan sulapnya, sudilah kiranya kita sabar menantinya dengan sebuah pengharapan dan tentu doa berisi dukungan. Piala Sudirman tak mungkin jadi panggung utama untuk Hadi beraksi mementaskan sulapnya karena waktunya terlalu singkat. Namun semoga saja dari Kejuaraan Dunia 2011 yang berlanjut pada SEA Games 2011, Piala Thomas/Uber 2012, hingga Olimpiade 2012, Hadi sudah siap beraksi dan memamerkan kebolehannya menyulap prestasi bulu tangkis Indonesia dan mendapat sambutan meriah dari para penonton yang selama jantungnya terus berdegup kencang.

Bekasi, 5 April 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar