Rabu, 18 Desember 2013

Rematch Atau Gantung Sarung Tinju, Chris John?

Dalam beberapa pertempuran yang sudah dilewati, Sang Naga mampu bertahan dari serbuan para samurai dari Jepang sekaligus menaklukkan mereka. Selain itu, Sang Naga juga sukses bertahan dari gempuran ksatria-ksatria dari dataran Amerika dan mengalahkannya. Namun ternyata, Sang Naga itu akhirnya takluk di hadapan Simpiwe Vetyeka, seorang pejuang tangguh dari Afrika Selatan.
Chris ‘The Dragon’ John bagaimanapun telah mengharumkan nama Indonesia di kancah tinju dunia. Lewat dirinya yang berstatus sebagai super champion kelas bulu WBA, nama Indonesia bisa terus mengemuka di dunia dalam satu dasawarsa terakhir. Namun sebagaimana layaknya manusia biasa, Chris John pun memiliki batas dalam dirinya.
Saat naik ring melawan Vetyeka akhir pekan lalu, usia Chris John sudah ada di angka 34 tahun, usia yang tentunya sudah tidak muda lagi untuk ukuran seorang petinju. Dengan demikian, jelas gerakan tubuh, power pukulan, dan lain sebagainya dalam diri Chris John berbeda jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dimana ia berusia lebih muda. Lewat pertarungan yang berjalan hingga enam ronde, akhirnya Chris John pun bertekuk lutut di hadapan Vetyeka. Sebuah kekalahan pertama yang dialami Chris John dalam karirnya sebagai seorang petinju.
Yang menarik usai kekalahan Chris John ini sendiri adalah bagaimana Chris John mengambil keputusan setelah ini. Apa yang akan dilakukan Chris John terhadap karir bertinjunya? Apakah ia akan tetap berdiri di atas ring sebagai seorang petinju ? Atau meninggalkan arena tinju yang telah membuatnya dikenal dunia seperti sekarang?
Berbicara ke belakang, niatan Chris John untuk mundur dari dunia tinju sepertinya sudah mulai mengudara sejak dua tahun belakangan. Dalam konferensi pers melawan Shoji Kimura setahun yang lalu, Chris John menyebut bahwa durasi karirnya di ring tinju hanya berkisar lima pertandingan lagi. Ucapan itu pun kemudian dihubungkan dengan rekor milik Eusebio Pedroza yang mampu mempertahankan gelar juara dunia kelas bulu WBA dalam 19 pertarungan. Padahal ketika itu, sang istri Anna Maria Megawati pun sempat meminta Chris John untuk mundur dengan alasan sudah terlalu lama Chris John berkarir sebagai seorang petinju.
Andai menang melawan Vetyeka kemarin, Chris John sendiri sukses menyamai rekor Pedroza dengan 19 kali pertandingan mempertahankan gelar. Dengan demikian maka Chris John tinggal butuh satu kemenangan lagi untuk berdiri sendirian sebagai pemegang rekor itu. Namun nasib berkata lain. Perjuangan Chris John harus terhenti di angka 18 dan harus menerima nasib berada di bawah Pedroza untuk rekor yang satu ini.
Nah, jika Chris John ingin tetap kembali bertinju, rasanya satu-satunya kemungkinan yang masuk di akal adalah dengan mengadakan rematch melawan Vetyeka. Terlalu lama bagi Chris John jika dirinya harus menjalani pertarungan-pertarungan lainnya dalam sisa karirnya. Karena memang Chris John sudah membuktikan diri sebagai petinju hebat dan satu-satunya urusan yang belum selesai baginya adalah urusan dengan Vetyeka yang mengalahkannya kemarin.
Namun untuk rematch sendiri, Chris John tidak mesti buru-buru dan gegabah mengambil keputusan. Ia harus menilai benar apakah kekalahan kemarin itu terjadi karena persiapan yang kurang bagus ? Apakah kekalahan itu terjadi karena kondisinya kurang bagus di atas ring? Apakah kekalahan tersebut terjadi karena ada sebab lain yang tak biasa ia alami dalam sebuah pertandingan?
Tetapi jika ia sudah berlatih keras dan menjalani masa persiapan dengan sangat baik dan performanya di atas ring kemarin adalah level terbaiknya sebagai seorang petinju, maka keputusan untuk melakukan rematch perlu dipikirkan lagi. Karena jika ia kemarin sudah benar-benar mengeluarkan 100 persen kemampuan yang ia miliki, maka butuh usaha keras dan luar biasa bagi Chris John untuk mempersiapkan diri jika ia benar-benar ingin melakukan rematch. Istilah kata, jika kemarin persiapan Chris John sudah 100 persen dan ia kalah, maka persiapan untuk rematch harus 200 persen untuk bisa tampil lebih bagus di rematch nanti.
Dan kalaupun akhirnya Chris John memilih untuk gantung sarung tinju setelah ini, maka keputusan itu tetap layak untuk diapresiasi. Satu kekalahan di akhir karir tidak akan merusak citra diri Chris John sebagai petinju terhebat sepanjang sejarah tinju Indonesia sejauh ini. Ia mampu menjadi juara dunia kelas bulu WBA dalam kurun waktu 10 tahun dan dianugerahi gelar super champion. Namanya akan abadi dalam sejarah dunia tinju Indonesia bersama rekaman-rekaman kehebatannya di atas ring dan rekor-rekor miliknya.

-Putra Permata Tegar Idaman-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar