Dalam beberapa pertempuran yang sudah dilewati, Sang Naga mampu
bertahan dari serbuan para samurai dari Jepang sekaligus menaklukkan
mereka. Selain itu, Sang Naga juga sukses bertahan dari gempuran
ksatria-ksatria dari dataran Amerika dan mengalahkannya. Namun ternyata,
Sang Naga itu akhirnya takluk di hadapan Simpiwe Vetyeka, seorang
pejuang tangguh dari Afrika Selatan.
Chris ‘The Dragon’ John bagaimanapun telah mengharumkan nama
Indonesia di kancah tinju dunia. Lewat dirinya yang berstatus sebagai
super champion kelas bulu WBA, nama Indonesia bisa terus mengemuka di
dunia dalam satu dasawarsa terakhir. Namun sebagaimana layaknya manusia
biasa, Chris John pun memiliki batas dalam dirinya.
Saat naik ring melawan Vetyeka akhir pekan lalu, usia Chris John
sudah ada di angka 34 tahun, usia yang tentunya sudah tidak muda lagi
untuk ukuran seorang petinju. Dengan demikian, jelas gerakan tubuh,
power pukulan, dan lain sebagainya dalam diri Chris John berbeda jika
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dimana ia berusia lebih muda. Lewat
pertarungan yang berjalan hingga enam ronde, akhirnya Chris John pun
bertekuk lutut di hadapan Vetyeka. Sebuah kekalahan pertama yang dialami
Chris John dalam karirnya sebagai seorang petinju.
Yang menarik usai kekalahan Chris John ini sendiri adalah bagaimana
Chris John mengambil keputusan setelah ini. Apa yang akan dilakukan
Chris John terhadap karir bertinjunya? Apakah ia akan tetap berdiri di
atas ring sebagai seorang petinju ? Atau meninggalkan arena tinju yang
telah membuatnya dikenal dunia seperti sekarang?
Berbicara ke belakang, niatan Chris John untuk mundur dari dunia
tinju sepertinya sudah mulai mengudara sejak dua tahun belakangan. Dalam
konferensi pers melawan Shoji Kimura setahun yang lalu, Chris John
menyebut bahwa durasi karirnya di ring tinju hanya berkisar lima
pertandingan lagi. Ucapan itu pun kemudian dihubungkan dengan rekor
milik Eusebio Pedroza yang mampu mempertahankan gelar juara dunia kelas
bulu WBA dalam 19 pertarungan. Padahal ketika itu, sang istri Anna Maria
Megawati pun sempat meminta Chris John untuk mundur dengan alasan sudah
terlalu lama Chris John berkarir sebagai seorang petinju.
Andai menang melawan Vetyeka kemarin, Chris John sendiri sukses
menyamai rekor Pedroza dengan 19 kali pertandingan mempertahankan gelar.
Dengan demikian maka Chris John tinggal butuh satu kemenangan lagi
untuk berdiri sendirian sebagai pemegang rekor itu. Namun nasib berkata
lain. Perjuangan Chris John harus terhenti di angka 18 dan harus
menerima nasib berada di bawah Pedroza untuk rekor yang satu ini.
Nah, jika Chris John ingin tetap kembali bertinju, rasanya satu-satunya kemungkinan yang masuk di akal adalah dengan mengadakan rematch
melawan Vetyeka. Terlalu lama bagi Chris John jika dirinya harus
menjalani pertarungan-pertarungan lainnya dalam sisa karirnya. Karena
memang Chris John sudah membuktikan diri sebagai petinju hebat dan
satu-satunya urusan yang belum selesai baginya adalah urusan dengan
Vetyeka yang mengalahkannya kemarin.
Namun untuk rematch sendiri, Chris John tidak mesti buru-buru dan
gegabah mengambil keputusan. Ia harus menilai benar apakah kekalahan
kemarin itu terjadi karena persiapan yang kurang bagus ? Apakah
kekalahan itu terjadi karena kondisinya kurang bagus di atas ring?
Apakah kekalahan tersebut terjadi karena ada sebab lain yang tak biasa
ia alami dalam sebuah pertandingan?
Tetapi jika ia sudah berlatih keras dan menjalani masa persiapan
dengan sangat baik dan performanya di atas ring kemarin adalah level
terbaiknya sebagai seorang petinju, maka keputusan untuk melakukan
rematch perlu dipikirkan lagi. Karena jika ia kemarin sudah benar-benar
mengeluarkan 100 persen kemampuan yang ia miliki, maka butuh usaha keras
dan luar biasa bagi Chris John untuk mempersiapkan diri jika ia
benar-benar ingin melakukan rematch. Istilah kata, jika kemarin
persiapan Chris John sudah 100 persen dan ia kalah, maka persiapan untuk
rematch harus 200 persen untuk bisa tampil lebih bagus di rematch
nanti.
Dan kalaupun akhirnya Chris John memilih untuk gantung sarung tinju
setelah ini, maka keputusan itu tetap layak untuk diapresiasi. Satu
kekalahan di akhir karir tidak akan merusak citra diri Chris John
sebagai petinju terhebat sepanjang sejarah tinju Indonesia sejauh ini.
Ia mampu menjadi juara dunia kelas bulu WBA dalam kurun waktu 10 tahun
dan dianugerahi gelar super champion. Namanya akan abadi dalam sejarah
dunia tinju Indonesia bersama rekaman-rekaman kehebatannya di atas ring
dan rekor-rekor miliknya.
-Putra Permata Tegar Idaman-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar