Selasa, 08 November 2011

PBSI Tak Percaya Diri




Menurut saya, ada perbedaan mendasar antara percaya diri dan berfantasi. Percaya diri adalah sikap berharap optimal dari kemampuan yang dimiliki sementara berfantasi adalah berangan-angan jauh lebih tinggi dari kemampuan yang dimiliki.

Jika dua ungkapan tersebut dikaitkan kepada target tim bulu tangkis Indonesia yang dibebankan empat emas oleh PBSI, maka bisa dibilang PBSI tak cukup percaya diri. Tidakkah target lebih dari empat emas dianggap berfantasi ? Tidak! Karena Indonesia pun memiliki materi untuk mewujudkan hal tersebut.

Empat emas yang ditargetkan kepada tim bulu tangkis Indonesia dibebankan kepada nomor tunggal putra, ganda putra, ganda campuran, dan beregu putra. Menilik materi di empat nomor tersebut, torehan medali emas bisa dibilang gagal tercapai jika ada kejutan besar.

Di nomor tunggal putra, duet Taufik Hidayat dan Simon Santoso sepertinya masih tak tergoyahkan oleh para wakil negara lainnya. Bahkan, jika saja Simon bisa bermain normal, maka seorang Simon pun sudah cukup untuk memberikan medali emas bagi Indonesia, tidak perlu seorang Taufik ikut turun tangan.

Untuk nomor ganda putra, pengiriman Markis Kido/Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan/Bona Septano seolah sudah mengunci keping emas ganda putra untuk Indonesia. Bahkan, bukan tidak mungkin kita melihat all Indonesian final di nomor ini, sama halnya dengan kemungkinan di tunggal putra.

Beranjak ke beregu putra, kombinasi materi utama tim putra Indonesia pasti bakal membuat skuat Merah-Putih sangat tak tersentuh untuk berjaya. Tidak ada negara lain yang tampil di SEA Games yang memiliki skuat dengan komposisi merata layaknya Indonesia.

Sementara itu di nomor ganda campuran, tak adanya Fran Kurniawan/Pia Zebadiah tak akan memberikan banyak masalah. Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir hanya perlu menaklukkan diri mereka sendiri jika ingin menjadi yang terbaik di nomor ini.

Lalu cukupkah empat emas dari empat nomor di atas ? Bisa dibilang, empat nomor di atas peluang emas bagi Indonesia adalah 70-30 alias sangat besar. PBSI tidak akan dianggap percaya diri dengan menyebut empat emas sebagai target yang mereka hembuskan.

Mengapa ? Karena Indonesia sejatinya masih memiliki peluang dan potensi di tiga nomor lainnya, tunggal putri, ganda putri, dan beregu putri meski mungkin presentasenya tidak sebesar empat nomor yang diandalkan. Namun, justru disinilah sikap percaya diri dari PBSI diuji.

Nomor ganda putri misalnya. Sejauh ini, berdasarkan peringkat BWF, Vita Marissa/Nadya Melati adalah ganda terbaik di kawasan Asia Tenggara, sedangkan posisi Nitya Krishinda/Anneke Feinya di peringkat 19 membuat Indonesia menjadi satu-satunya negara dengan dua ganda putri ada di posisi 20 besar. Disamping itu, alasan harusnya optimisme keluar dari mulut PBSI adalah fakta bahwa tren dua ganda ini terbilang positif pada tahun 2011.

 Pada nomor tunggal putri peluang Indonesia memang terbilang lebih kecil, namun tidak berarti tertutup sama sekali. Thailand boleh punya Ratchanok Intanon, namun Indonesia pun memiliki keunggulan dari segi pengalaman lewat nama Adriyanti Firdasari. Kompetitor-kompetitor lainnya pun bukan tunggal dari Cina, sehingga peluang menang tetaplah terbuka. 

Sama halnya dengan peluang Indonesia di beregu putri. Dengan materi pemain yang ada, Indonesia memiliki keunggulan di sektor ganda. Kualitas para pemain tunggal Indonesia pun masih terbilang mumpuni untuk bersaing dengan negara Asia Tenggara lainnya.

Kesimpulan ? PBSI tak cukup percaya diri menghadapi SEA Games kali ini. PBSI memilih target empat emas mungkin lantaran label takut dianggap gagal memenuhi target jika nantinya memang hanya empat emas itu yang kita dapat. Padahal jika menilik referensi makna percaya diri yang saya pahami, 5-6 keping emas masih termasuk ranah percaya diri, dan bukanlah sebuah fantasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar